Beberapa tahun yang lewat, tatkala
mendapatkan mandat organisasi mahasiswa kebetulan saya ikut PMII
(Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Cabang Metro, Lampung ada satu
kenangan yang tak pernah bisa dilupakan ketika saat itu menjadi pengisi
Kultum (Kuliah Tujuh Menit) di Lapas Metro setelah kegiatan shalat
tarawih berjamaah dilaksanakan.
Ada kesan mendalam sejak mandat itu
diberikan, rasa ragu, takut, was-was, apakah anak muda kemarin sore ini
bisa memberikan tausyiyah di hadapan orang-orang yang notabene dianggap
“maaf” sampah masyarakat dengan latar belakang kejahatannya di dunia
nyata. Entah sebagai pencuri, pencopet, penjambret, pemerkosa, bahkan
ada yang lebih ekstrim lagi seorang pembunuh yang sudah tentu mereka
adalah “menurut khalayak umum” merupakan orang yang sadis, kejam dan
tidak bisa baca tulis apalagi mengenal agama.
Tapi, anggapan saya waktu itu amat jauh
dari prasangka negatif tadi, ternyata mereka yang ada di Lapas “walaupun
tidak semua ikut shalat jamaah” ternyata mahir dan fasih dalam membaca
dan melaksanakan Shalat, walaupun saya tidak memperhatikan dengan
seksama karena dalam kondisi shalat tapi ternyata mereka begitu khusuk
tekun dan benar-benar melaksanakan shalat dengan tertib. Dan anehnya
ternyata anggapan saya bahwa mereka sadis dan tidak menerima orang lain
masuk ke dalam kehidupan mereka adalah salah bahkan mereka menerima
kedatangan saya dengan ramah dan baik hati.
Memang semua orang menganggap Lapas
adalah kumpulan orang-orang yang rusak, atau bahkan lebih ekstrim mereka
menyebutnya sampah masyarakat, padahal jika kita mau mengamati dengan
seksama orang-orang yang ada di Lapas justru dipenuhi orang-orang yang
fasih membaca Al-Qur’an dan pandai melaksanakan shalat. Bahkan ada juga
di antara mereka yang ahli ibadah, guru ngaji dan bisa jadi tokoh
masyarakat yang disegani.
Anggapan mereka sebagai sampah
masyarakat yang harus dijauhi adalah sangat keliru. Karena banyak juga
orang-orang yang dahulunya seorang penjahat tapi tatkala mendapat
hidayahNya ternyata mereka berubah menjadi seorang tokoh agama yang
disegani seperi halnya tokoh Gito Rollies yang seorang mantan pemakai
narkoba tapi alhamdulillah meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.
Anton Medan yang kini menjadi manusia yang taat. Ada juga Mike Tyson
yang ternyata mendapat hidayah dan memeluk Islam ketika menjalani
hukuman karena tuduhan pelecehan seksual dan berganti nama menjadi Malik
Abdul Aziz dan sederet tokoh-tokoh yang menggeluti dunia kejahatan tapi
ternyata justru menjadi orang-orang yang benar-benar lurus.
Sebenarnya ketika melihat seseorang dari
sisi buruknya pasti semua kebaikan yang pernah dilihatnya akan tertutup
rapat sehingga yang ada justifikasi dan generalisasi bahwa semua
narapidana memang jahat padahal di antara mereka kadangkala korban
fitnah, dan ulah keji pemegang kekuasaan karena gerak gerik kotornya
mulai tercium seperti halnya mantan ketua KPK Antasari Azhar kebetulan
divonis bersalah membunuh Nasruddin Zulkarnain oleh majelis hakim
padahal bukti-bukti yang dituduhkan tidak akurat dan terkesan
mengada-ada.
Semua orang boleh memvonis orang salah,
tapi semuanya merupakan jalan terbaik yang diberikan Tuhan kepada
hambanya siapa saja yang berhak menjadi hamba-hamba yang selamat.
Biarkan hidup mereka jalani dalam jeruji besi mungkin dengan jalan
itulah hidayah akan turun pada mereka dan mereka menjadi hamba-hamba
yang bermanfaat. Aamiin (maa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar