Tak mudah menjadi pemimpin dan tak seenteng menjadi rakyat. Dan amat
lumrah apabila sebuah negara menjadi maju dan bersaing dengan
negara-negara lain apabila pemimpinnya adalah sosok pekerja keras,
pekerja cerdas dan pekerja ikhlas. Pekerja dalam hal ini bukan hanya
mengeluarkan keringat saja, tapi mengerahkan seluruh tubuh demi
menjalankan tugasnya sehari-hari demi negara dan rakyat yang
dipimpinnya.
Tenaganya dia habiskan untuk melihat secara langsung kondisi
pemerintahan dan rakyatnya, pikirannya dicurahkan untuk memikirkan masa
depan negaranya, dan tentu saja jiwanya pun bekerja melalui doa-doa demi
kedamaian rakyatnya. Pemimpin ini akan selalu melihat bagaimana wajah
rakyatnya, tengah berbahagia, atau tengah diselimuti duka nestapa karena
kekurangan. Dan pemimpin model ini, akan selalu dinantikan semua umat
dan dari semua agama, karena mereka selalu ada tatkala rakyat
membutuhkan. Mereka bisa menyelesaikan persoalan setelah melihat secara
langsung kondisi rakyatnya. Bukan justru duduk manis dan menikmati
kemewahan, sedangkan rakyatnya menderita kelaparan.
Melihat ciri-ciri pemimpin pekerja adalah khalifah Umar bin Khattab dan
mungkin pemimpin-pemimpin lain di dunia. Sosok yang sederhana yang
selalu melihat bagaimana kondisi rakyatnya kala itu. Bahkan karena
kerendahan hati dan ketinggian budinya, khalifah umar tak pernah pamer
bahwa dirinya adalah pemimpinnya, tapi berusaha menunjukkan jati diri
seorang pemimpin yang harus memimpin, melindungi dan melayani rakyatnya
dengan sepenuh hati. Dan yang menarik dari kepribadian sosok Umar bin
Khattab adalah beliau selalu mengajarkan kepada anaknya agar hidup
sederhana dan tidak terlalu terhanyut dalam kemewahan. Semoga Khalifah
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu tetap menjadi teladan bagi pemimpin
dan rakyat negeri ini.
Tapi, apa urgensinya ketika berbicara tentang pemimpin dengan rakyatnya?
Tentu saja ada banyak dimensi yang ikut memperkaya khasanah makna
memimpin rakyat yang harus dihadapi oleh calon pemimpin negeri ini.
1. Pemimpin pekerja keras adalah musuh pegawai dan rakyat yang pemalas tapi teladan bagi pekerja keras pula
Pemimpin yang pekerja keras, selalu berhadapan dengan para pegawainya
yang pemalas. Bahkan sebelum para pemimpin ini menempati jabatannya,
para pegawai ini justru berlomba-lomba dengan bermacam-macam cara agar
pemimpin yang mau bekerja keras ini dapat disingkirkan. Bahkan kalau
bisa lenyap dari muka bumi. Tentu saja karena banyak pegawai pemerintah
saat ini yang justru berleha-leha dengan jabatannya, mereka lupa bahwa
jabatannya adalah amanat yang berat dan harus dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab.
Adakalanya para pegawai ini bekerja semau sendiri, main perintah
sedangkan dirinya tidak melakukan apapun. Wajar saja rakyat yang
seharusnya dilayani oleh para pegawai ini justru semakin sengsara.
Melihat para ngarso dalem yang tak disiplin bekerja, imbasnya ada banyak
persoalan yang muncul, kemiskinan, pendidikan yang kocar-kacir, dan
kondisi sosial yang semakin berada di titik didih. Penuh konflik dan
pertentangan.
Semua diawali karena pemimpin dan pegawai yang malas. Mereka sibuk
dengan kegiatan yang tak bermanfaat dan lebih dari itu tujuan hidup
mereka semata-mata hanyalah untuk memperkaya diri secara bathil.
Namun, karena sikap pekerja keras pemimpinnya dan para pegawainya, maka
secara otomatis rakyatnya pun akan mencontoh bagaimana tindak laku dari
para pemimpinnya. Begitu pula jika pemimpinnya seorang yang bermental
korup, maka rakyatpun akan mencontoh prilaku pemimpinnya.
2. Pemimpin yang sederhana, pegawai dan rakyatnya ikut sederhana
Akan sangat mudah rakyat yang hidupnya sederhana karena kehidupan yang
menuntut kehidupan mereka (harus) sederhana tapi akan sulit melihat
pemimpin atau penguasa yang hidupnya sederhana. Tentu saja karena
kehidupannya memang penuh dengan kemudahan dan pundi-pundi uang selalu
mengiringi hidupnya. Tapi apakah pemimpin bisa sederhana? Tentu saja
dilatar belakangi oleh karakter pemimpinnya.
Pendidikan yang menuntut dirinya sederhana akan menjadikan hidupnya
selalu sederhana, meskipun hartanya berlimpah kehidupannya selalu
bersahaja. Tak perlu menunjukkan harta miliknya, bahkan para pemimpin
model ini berusaha agar kekayaannya dibagikan kepada para dhuafa serta
fakir miskin. Mereka tak kan merasakan nikmatnya hidangan mewah, jika
rakyatnya masih dalam kekurangan dan kemiskinan.
Jika para pemimpin adalah sosok sederhana, maka secara tidak langsung
memberikan contoh kepada rakyatnya, bahwa kehidupan sederhana justru
akan lebih indah dan menyenangkan. Dan karena sifat sederhana tersebut,
akan sulit sekali ketamakan dengan harta hinggap dalam hatinya.
Mendahulukan kesenangan rakyatnya daripada kesenangan pribadinya.
3. Pemimpin pekerja keras, menghasilkan karya nyata dan berkelas dan rakyat yang cerdas
Pemimpin yang bekerja keras, dengan kerja cerdas dan ikhlas selalu
menyubangkan waktu, tenaga, fikiran, ilmu dan hartanya untuk memikirkan
rakyatnya. Tidak semata-mata memikirkan kesejahteraan dirinya dan
kroni-kroninya. Karena tugas dan kewajibannya hanyalah menjadi pemimpin
rakyat yang harus memperjuangkan hajat hidup dan kehidupan rakyatnya
hingga meraih kesejahteraan.
Merereka senantiasa terbangun tatkala rakyatnya sudah tertidur pulas,
dan mereka selalu memikirkan rakyatnya tatkala rakyatnya tengah
dirundung kesusahan.
Karena kerja kerasnya, ada banyak fasilitas untuk rakyatnya yang
dibangun, yang belum ada dibuat agar ada, semua semata-mata karena ingin
rakyatnya hidup bahagia, segalanya serba kecukupan. Bahkan kalau perlu
semua rakyatnya bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan yang mencukupi
kehidupan rumah tangganya.
4. Pemimpin yang pekerja keras, tegas dalam mengambil keputusan meski penuh dengan resiko
Itulah pemimpin sejati, mereka tak henti-hentinya memberikan semangat
kepada rakyatnya, tatkala jiwa rakyatnya tengah terpuruh akibat
goncangan persoalan. Mendinginkan situasi yang rumit dan mendamaikan
konflik yang terjadi dengan semangat kebersamaan. Namun para pemimpin
ini selalu tegas dalam mengambil sikap dan keputusan. Mereka menghukum
rakyat yang bersalah dan memberikan hadiah bagi siapa-siapa yang telah
berprestasi.
Mereka membela negara dan rakyatnya dengan segenap jiwa dan raga, meski
harus mengorbankan segala-galanya demi sebuah kedaulatan dan
kesejahteraan. Para pemimpin ini takkan pernah lari dari medah
pertempuran, dan tak kan pernah lari tatkala melihat rakyatnya dalam
kesusahan.
Rakyatpun mencintai pemimpinnya sebagaimana pemimpin mencintai
rakyatnya. Pemimpin tersenyum tatkala rakyatnya tersenyum. Pemimpinpun
menangis tatkala rakyatnya dalam tangisan. Rakyat pun ikhlas menjalankan
aturan negara tanpa tertekan, karena semua murni dari rasa penuh
keikhlasan.
Mungkin inilah pemimpin dan rakyatnya di alam mimpi, mimpi yang kini
dibangun oleh bangsa Indonesia. Semoga saja mimpi ini bukan sekedar
mimpi tapi benar-benar menjadi nyata dalam bingkai Indonesia.
________
Selamat berbuka puasa….smga ibadahnya diterima Allah SWT..aamiin
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar