Yang
saya hormati Pemimpin ISIS
Dimanapun Anda berada
Assalamu'alaikum
warohmatullahi wabarokaatuh
Sebelumnya, saya memperkenalkan diri saya, sesuai yang tercantum
dalam surat ini, saya adalah warga negara Indonesia yang cinta damai dan
menginginkan bumi ini damai dari segala macam kejahatan dan pemerangan. Jadi
tulisan ini hanyalah sebagai bagian keprihatinan saya kenapa saya belum bisa
merasakan kedamaian di bumi ini, terkhusus di bumi yang saat ini bergejolak di
tanah Arab.
Setahu saya, semenjak saya masih anak-anak, dan sebelum saya
mengenal politik, apalagi mengenal dengan yang namanya perang kecuali dalam
cerita orang tua dan film yang ditayangkan. Negeri Irak, Suriah, Iran, Arab
Saudi dan Indonesia adalah negara yang benar-benar damai. Tenang dan sepertinya
mereka hidup berdampingan secara damai. Bahkan semenjak meletusnya perang dunia
kedua negara-negara yang pernah terlibat perang pun sepakat untuk mengakhiri
pertumpahan darah itu dengan kesepakatan damai, semua ingin dunia ini kembali
seperti semula, tercipta romantisme dan kedamaian dan tenangan tanpa ada
semburan peluru pembunuh dan tanpa ada bom-bom pembunuh massal yang korbannya
adalah warga sipil, pria, wanita, dan anak-anak tak berdosa. Mereka ingin
kembali hidup dalam kedamaian tanpa ada rasa dendam dan permusuhan. Semua ingin
merajut cinta lagi dalam wadah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Wahai Pemimpin
ISIS
Siapa yang tak ingin kedamaian sih? kayaknya kita semua
menghendaki perdamaian itu, bukan? Bagaimana kita melihat nikmatnya kita tidur
tanpa mendengar suara mortir yang memekakkan telinga. Dan tak khawatir lagi
tatkala peluru-peluru itu menghampiri tubuh yang tengah terbaring lemah di
pembaringan. Siapa yang tak ingin menikmati masakan yang lezat meskipun hanya
roti gandum maupun nasi dengan sayur kangkung. Dan siapa yang tak ingin
merasakan betapa indahnya berdampingan, hidup dalam kebersamaan tak saling
memusuhi dan menyakiti. Semua bisa tertawa bersama, menangis pun bersama dalam
suka dan duka. Dan siapa yang tak ingin menikmati kehidupan yang sejahtera
tanpa rasa takut dan khawatir terjadi ledakan di sebelah tempat duduk kita.
Rasa-rasanya tidak ada yang ingin merasakan kepedihan itu. Dan siapa yang tak
ingin menikmati hari tua bersama istri, suami dan anak-anak yang dicintainya.
Menikmati masa tua bersama tetangga dan negeri yang penuh rahmat dan kedamaian.
Semua orang bisa menikmati kehidupan yang fana ini dengan cinta kasih dan
saling menyayangi.
Tapi, entahlah, akhir-akhir ini dunia begitu mengerikan, dunia
yang damai kini penuh dengan peperangan. Seolah-olah kita ingin membantai siapa
saja yang ada di hadapan kita. Tak peduli siapa itu dan darimana mereka
berasal. Satu negara pun dihabisi atas nama kekuasaan dan uang, tetangga negara
pun diperangi demi sebuah perbatasan dan kekayaan yang dimiliki, dan yang cukup
memprihatinkan kalian yang mengatasnamakan negara Islam ini justru membunuh
sebangsa dan setanah air. Bahkan seagama pun engkau habisi lantaran tidak seide
dan tak sepaham dengan kalian. Boleh jadi karena kekuasaan itulah kalian
ciptakan peperangan dan kehancuran agama ini demi sebuah ambisi sesaat. Kalian
rela menumpahkan darah saudara kalian demi untuk satu keyakinan yang sungguh
sangat keliru. Entah darimana engkau mengambil dasar-dasar bahwa membunuh
saudaranya sendiri dihalalkan? Padahal kalian pun tahu bahwa sesama muslim
adalah saudara, tak boleh saling membunuh dan menyakiti apalagi hanya demi
ambisi yang keliru. Bahkan tak hanya sesama muslim, dengan non muslim
hakekatnya tidak saling menyakiti, semua tercermin dalam pribadi Rasulullah SAW
yang selalu menjaga persaudaraan.
Itulah sebagai pencerminan nilai-nilai keIslaman yang
sebenarnya, Islam yang berarti menyelamatkan dan memberikan rahmat kepada
seluruh alam. Islam datang dengan cinta kasih, dan tidak pernah mengajarkan
tentang kekerasan dengan atas nama ajaran suci yang kalian pahami. Islam hadir
dengan membawa keharmonisan dan kebahagiaan bersama.
Wahai Pemimpin
ISIS
Sudahkah kalian merasa kehilangan? Rasa-rasanya tidak ada yang
tidak pernah merasakan kehilangan bukan? Bagaimana rasanya jika di antara kita
diambil nyawanya? kalian tiba-tiba datang dengan teriakan takbir tapi justru
mendatangkan kerusakan dimana-mana. Kalian habisi orang-orang yang tidak
sepaham dengan kalian. Padahal kalian tahu bahwa tidak ada manusia yang
diciptakan sama dalam pemikiran dan pemahaman. Dan boleh jadi karena Kalian
tidak benar-benar memahami Islam, sehingga kebencian dan kekerasan selalu saja
didengungkan. Kalian mengatakan Jihad, jihad untuk siapa dan kepada siapa jihad
itu kalian tujukan? Kepada Tuhan? Atau kepada ambisi kekuasaan?
Apa jadinya, jika suatu saat Kalian kehilangan anak-anak, istri,
suami dan saudara? Pastilah kita akan kehilangan. Tidak ada yang ingin
kehidupan mereka terancam dengan aksi teror yang Kalian lakukan. Disaat kalian
tengah bersama-sama keluarga, ternyata hantaman peluru menghantam keluarga
kalian, apakah kalian tidak merasa kehilangan? Entahlah. Mungkinkan naluri
kemanusiaan dan kasih sayang sudah tercerabut dari dalam hati Kalian. Jadi demi
mencapai tujuan itu kalian tega menghabisi siapa saja yang tidak disukai.
Ingatlah, anak-anak tak berdosa yang tewas dalam perang ini, dan
ingatlah anak-anak tak berdosa yang tewas dalam pengungsian akibat perbuatan
kalian. Dan ingatlah, berapa juta orang yang mati sia-sia serta tempat tinggal
yang porak poranda.
Wahai Pemimpin dan
Pengikut ISIS
Sadarlah, dan mohonlah ampun kepada Allah atas kesalahan kalian
dalam memaknai jihad. Sungguh bumi ini membutuhkan rasa aman dan damai dalam
menghamba kepada Allah. Tidak cukup dengan memuntahkan peluru dan menyebarkan
peledak maka kehidupan kalian akan tenang selamanya. Mungkin justru kehidupan
kalian hakekatnya dipermainkan oleh ambisi kekuasaan. Jika ambisi kekuasaan dan
keserakahan itu sudah menyelimuti hati kalian, tentu saja Azab Allah yang pasti
akan Kalian dapatkan.
Hanya inilah surat kecil dari saya warga negara Indonesia yang
ingin kehidupan ini damai. Kehidupan yang penuh kasih sayang dan saling
menyayangi. Bukan kehidupan yang katanya Islami tapi justru saling menyakiti
dan membunuh atas nama keyakinan.
Mohon maaf bila surat ini mengusik ketenangan kalian, tapi saya
yakin bahwa Allah SWT senantiasa bersama hambaNya yang menebar rahmat bagi
seluruh alam. Semoga Allah memberikan hidayahNya pada kalian.
Salam damai penuh berkah
Wassalamu'alaikum
Warohmatullahi wabarokatuh
Indonesia,
2015
Dariku
Hamba Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar