Jumat, 16 Oktober 2015

Surat Cintaku Untuk Pemimpin ISIS di Seluruh Dunia

Yang saya hormati Pemimpin ISIS 
Dimanapun Anda berada

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh
Sebelumnya, saya memperkenalkan diri saya, sesuai yang tercantum dalam surat ini, saya adalah warga negara Indonesia yang cinta damai dan menginginkan bumi ini damai dari segala macam kejahatan dan pemerangan. Jadi tulisan ini hanyalah sebagai bagian keprihatinan saya kenapa saya belum bisa merasakan kedamaian di bumi ini, terkhusus di bumi yang saat ini bergejolak di tanah Arab. 
Setahu saya, semenjak saya masih anak-anak, dan sebelum saya mengenal politik, apalagi mengenal dengan yang namanya perang kecuali dalam cerita orang tua dan film yang ditayangkan. Negeri Irak, Suriah, Iran, Arab Saudi dan Indonesia adalah negara yang benar-benar damai. Tenang dan sepertinya mereka hidup berdampingan secara damai. Bahkan semenjak meletusnya perang dunia kedua negara-negara yang pernah terlibat perang pun sepakat untuk mengakhiri pertumpahan darah itu dengan kesepakatan damai, semua ingin dunia ini kembali seperti semula, tercipta romantisme dan kedamaian dan tenangan tanpa ada semburan peluru pembunuh dan tanpa ada bom-bom pembunuh massal yang korbannya adalah warga sipil, pria, wanita, dan anak-anak tak berdosa. Mereka ingin kembali hidup dalam kedamaian tanpa ada rasa dendam dan permusuhan. Semua ingin merajut cinta lagi dalam wadah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Wahai Pemimpin ISIS 
Siapa yang tak ingin kedamaian sih? kayaknya kita semua menghendaki perdamaian itu, bukan? Bagaimana kita melihat nikmatnya kita tidur tanpa mendengar suara mortir yang memekakkan telinga. Dan tak khawatir lagi tatkala peluru-peluru itu menghampiri tubuh yang tengah terbaring lemah di pembaringan. Siapa yang tak ingin menikmati masakan yang lezat meskipun hanya roti gandum maupun nasi dengan sayur kangkung. Dan siapa yang tak ingin merasakan betapa indahnya berdampingan, hidup dalam kebersamaan tak saling memusuhi dan menyakiti. Semua bisa tertawa bersama, menangis pun bersama dalam suka dan duka. Dan siapa yang tak ingin menikmati kehidupan yang sejahtera tanpa rasa takut dan khawatir terjadi ledakan di sebelah tempat duduk kita. Rasa-rasanya tidak ada yang ingin merasakan kepedihan itu. Dan siapa yang tak ingin menikmati hari tua bersama istri, suami dan anak-anak yang dicintainya. Menikmati masa tua bersama tetangga dan negeri yang penuh rahmat dan kedamaian. Semua orang bisa menikmati kehidupan yang fana ini dengan cinta kasih dan saling menyayangi. 
Tapi, entahlah, akhir-akhir ini dunia begitu mengerikan, dunia yang damai kini penuh dengan peperangan. Seolah-olah kita ingin membantai siapa saja yang ada di hadapan kita. Tak peduli siapa itu dan darimana mereka berasal. Satu negara pun dihabisi atas nama kekuasaan dan uang, tetangga negara pun diperangi demi sebuah perbatasan dan kekayaan yang dimiliki, dan yang cukup memprihatinkan kalian yang mengatasnamakan negara Islam ini justru membunuh sebangsa dan setanah air. Bahkan seagama pun engkau habisi lantaran tidak seide dan tak sepaham dengan kalian. Boleh jadi karena kekuasaan itulah kalian ciptakan peperangan dan kehancuran agama ini demi sebuah ambisi sesaat. Kalian rela menumpahkan darah saudara kalian demi untuk satu keyakinan yang sungguh sangat keliru. Entah darimana engkau mengambil dasar-dasar bahwa membunuh saudaranya sendiri dihalalkan? Padahal kalian pun tahu bahwa sesama muslim adalah saudara, tak boleh saling membunuh dan menyakiti apalagi hanya demi ambisi yang keliru. Bahkan tak hanya sesama muslim, dengan non muslim hakekatnya tidak saling menyakiti, semua tercermin dalam pribadi Rasulullah SAW yang selalu menjaga persaudaraan.
Itulah sebagai pencerminan nilai-nilai keIslaman yang sebenarnya, Islam yang berarti menyelamatkan dan memberikan rahmat kepada seluruh alam. Islam datang dengan cinta kasih, dan tidak pernah mengajarkan tentang kekerasan dengan atas nama ajaran suci yang kalian pahami. Islam hadir dengan membawa keharmonisan dan kebahagiaan bersama.
Wahai Pemimpin ISIS 
Sudahkah kalian merasa kehilangan? Rasa-rasanya tidak ada yang tidak pernah merasakan kehilangan bukan? Bagaimana rasanya jika di antara kita diambil nyawanya? kalian tiba-tiba datang dengan teriakan takbir tapi justru mendatangkan kerusakan dimana-mana. Kalian habisi orang-orang yang tidak sepaham dengan kalian. Padahal kalian tahu bahwa tidak ada manusia yang diciptakan sama dalam pemikiran dan pemahaman. Dan boleh jadi karena Kalian tidak benar-benar memahami Islam, sehingga kebencian dan kekerasan selalu saja didengungkan. Kalian mengatakan Jihad, jihad untuk siapa dan kepada siapa jihad itu kalian tujukan? Kepada Tuhan? Atau kepada ambisi kekuasaan?
Apa jadinya, jika suatu saat Kalian kehilangan anak-anak, istri, suami dan saudara? Pastilah kita akan kehilangan. Tidak ada yang ingin kehidupan mereka terancam dengan aksi teror yang Kalian lakukan. Disaat kalian tengah bersama-sama keluarga, ternyata hantaman peluru menghantam keluarga kalian, apakah kalian tidak merasa kehilangan? Entahlah. Mungkinkan naluri kemanusiaan dan kasih sayang sudah tercerabut dari dalam hati Kalian. Jadi demi mencapai tujuan itu kalian tega menghabisi siapa saja yang tidak disukai.
Ingatlah, anak-anak tak berdosa yang tewas dalam perang ini, dan ingatlah anak-anak tak berdosa yang tewas dalam pengungsian akibat perbuatan kalian. Dan ingatlah, berapa juta orang yang mati sia-sia serta tempat tinggal yang porak poranda.
Wahai  Pemimpin dan Pengikut ISIS 
Sadarlah, dan mohonlah ampun kepada Allah atas kesalahan kalian dalam memaknai jihad. Sungguh bumi ini membutuhkan rasa aman dan damai dalam menghamba kepada Allah. Tidak cukup dengan memuntahkan peluru dan menyebarkan peledak maka kehidupan kalian akan tenang selamanya. Mungkin justru kehidupan kalian hakekatnya dipermainkan oleh ambisi kekuasaan. Jika ambisi kekuasaan dan keserakahan itu sudah menyelimuti hati kalian, tentu saja Azab Allah yang pasti akan Kalian dapatkan.
Hanya inilah surat kecil dari saya warga negara Indonesia yang ingin kehidupan ini damai. Kehidupan yang penuh kasih sayang dan saling menyayangi. Bukan kehidupan yang katanya Islami tapi justru saling menyakiti dan membunuh atas nama keyakinan.
Mohon maaf bila surat ini mengusik ketenangan kalian, tapi saya yakin bahwa Allah SWT senantiasa bersama hambaNya yang menebar rahmat bagi seluruh alam. Semoga Allah memberikan hidayahNya pada kalian.
Salam damai penuh berkah
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi wabarokatuh

Indonesia, 2015
Dariku
Hamba Allah


Tidak ada komentar: